Banjir menjadi sebuah permasalahan yang seharusnya segera di carikan solusi. Wabah ini sejatinya bukanlah tradisi yang harus di lestarikan atau bahkan di budayakan, layaknya tradisi keagamaan.
Adanya wabah banjir di desa Sumpur hampir menjadi persoalan yang masih belum bisa terselesaikan, padahal wabah ini banyak menyita kerugian masyarakat desa. Mulai dari akses jalan yang tidak bisa di lalui, rumah tergenang air banjir, hingga pasar desa sumputpun harus rela di datangi tamu berupa air banjir.
![]() |
Gambar 1: Air Menggenagi Akses Jalan dari Desa Sumput - Semambung |
![]() |
Gambar 2: Banjir Menggenagi Pasar Desa Sumput |
![]() |
Gambar 3: Jembatan yang di bawah Standart |
Namun, pada keyataan yang terjadi, masih saja Banjir menjadi tradisi tahunan di desa Sumput.
Akankah Banjir menjadi tradisi dan di budayakan di Desa SUMPUT?
Semoga lekas ada SOLUSI....!
0 komentar:
Posting Komentar